“Mimpi yang Terputus” karya Ario Adli mengisahkan sosok Ryan, remaja 17 tahun yang menjadi satu dari 17.202 anak putus sekolah di Kota Makassar. Ryan terpaksa putus sekolah sejak kelas 1 SMP. Ironisnya, tak hanya pendidikan Ryan yang kandas, gedung sekolah tempatnya mengenyam ilmu pun ditutup dan dijual.
Remaja yang gemar memakai topi ini tinggal Jl. Adhyaksa Baru, pemukiman kumuh yang dijuluki “Kampung Pemulung”. Keluarga dan tetangga Ryan bekerja sebagai pemulung dan buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk meringankan keuangan keluarga, Ryan ikut bekerja sebagai buruh bangunan sejak usia 13 tahun hingga sekarang. Saat pekerjaannya libur, Ryan membantu tantenya untuk memulung sampah plastik. Tak berhenti sampai di sana, remaja gigih ini masih semangat berjualan bubur ayam di sekitar Pantai Losari.
Setelah seharian lelah bekerja, anak kedua dari empat bersaudara ini senang bermain bersama adiknya, bermain gitar, dan berkumpul dengan teman-teman di beranda rumahnya. Meski pendidikannya terhalang biaya, namun Ryan tak pernah melupakan mimpinya sekaligus impian orang tuanya. Ya, Ryan ingin jadi tentara. Tahun ini Ryan ingin mengikuti ujian paket C, Ryan tahu mimpinya tak akan terwujud tanpa selembar ijazah.
Ario Adli lahir dan berdomisili di Makassar. Ia gemar mengikuti kegiatan relawan sejak akhir 2014. Awalnya, ia bergabung di Komunitas Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan sebagai relawan fotografi. Kini, ia masih aktif dalam kegiatan kerelawanan di Makassar.