Kistin merupakan salah satu dari beberapa anak muda lainnya yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan non-formal di sebuah pondok pesantren, sekaligus melanjutkan dan menjalani pendidikan formal di sebuah perguruan tinggi.

Walaupun di era sekarang banyak anak muda seusianya tidak tertarik dan tidak ingin tahu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pondok pesantren, hal itu tidak mengurangi semangat Kistin untuk menjadi salah satu mahasiswa yang berkuliah sembari mondok. Baginya, mondok merupakan salah satu hal yang memudahkannya dalam segala hal, baik yang berhubungan dengan pribadi maupun kegiatannya di luar pondok sebagai seorang mahasiswa, mulai dari ibadah hingga menjaga dari pergaulan bebas di luar sana. Hal tersebut meyakinkan Kistin bahwa dengan mondok sambil kuliah, ia dapat menimba ilmu dunia dan juga akhirat.

Dari beberapa santriwati yang ada pada pondok Al-Manshurin, Kistin merupakan yang tertua, sehingga ia ditunjuk untuk menjadi pamong pondok bagi santriwati lainnya. Hal tersebut membuat hubungannya dengan santriwati lainnya menjadi dekat. Mereka membangun kebersamaan danmenjadi penyemangat bagi satu sama lain.

Meski Kistin hidup di lingkungan pesantren, ia tetapi seorang anak muda pada umumnya. Ia juga suka belanja online, mengidolakan para idol K-pop, berjalan-jalan bersama temannya di mall, dan merasakan kisah-kisah asmara seperti anak muda lainnya.

Wangi Tafakkur, atau biasanya dipanggil Wangi, lahir dan besar di Arso, Kabupaten Keerom, Jayapura. Saat ini berstatus sebagai seorang mahasiswa aktif di Universitas Cenderawasih, Jurusan Antropologi. Ketertarikannya dalam hal fotografi bermula dari hanya sekedar hobi yang kemudian menjadi hal yang sangat ia minati dan ingin pelajari ke depannya.