Mengundang kawan-kawan Photo-Demos di wilayah Indonesia Timur!
Kami mengundang fotografer dan peminat fotografi untuk mengikuti workshop daring dan luring (hybrid) antara bulan Juli hingga September 2022 di Jayapura, Ternate, dan Palu. Disediakan beasiswa (termasuk biaya perjalanan domestik dan akomodasi) menuju lokasi workshop untuk peserta terpilih. Dalam program workshop ini, peserta akan diajak memahami dan menggunakan fotografi sebagai medium untuk bercerita bersama para mentor PannaFoto Institute, mentor tamu dan narasumber.
Berikut beberapa topik yang akan dibahas selama program workshop:
Mempelajari teori riset untuk mendukung kedalaman foto cerita
Berlatih menuliskan deskripsi karya foto
Memahami dan berlatih kemampuan public speaking untuk berbagi foto cerita
Persyaratan peserta:
Berusia minimal 18 tahun.
Berdomisili di Jayapura, Ternate, Palu dan sekitarnya (wilayah Indonesia Timur)
Bersedia untuk mengikuti kelas daring dan luring di lokasi terdekat dari kota domisili
Berkomitmen membuat foto cerita selama workshop
Beasiswa perjalanan:
Tiket pesawat dan akomodasi bagi peserta terpilih untuk mengikuti kelas luring di salah satu kota tujuan.
Tiket pesawat dan akomodasi bagi 3 peserta dengan foto cerita terbaik untuk berpartisipasi di kegiatan Jakarta International Photo Festival (JIPFest) di Jakarta pada September 2022.
Pendaftaran
Mengisi formulir pendaftaran melalui tautan bit.ly/WORKSHOPCERITADARITIMUR.
Menyertakan portfolio/contoh karya foto sejumlah 20 foto, berupa foto cerita/seri/tunggal dan narasi/teks penjelasan karya foto.
Mendaftarkan diri sebelum 22 Juli 2022 pukul 20.00 WIB.
Jika kamu memiliki pertanyaan seputar program, silakan menghubungi Fairuz (0821 3502 4497).
Kegiatan ini diselenggarakan dan didukung oleh Photo-Demos, PannaFoto Institute, Kurawal Foundation, Kelas Pagi Papua dan Magazine Art Space.
Selama program workshop, peserta akan dibimbing oleh mentor-mentor dan narasumber berikut:
Mentor
Abriansyah Liberto - Berto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015), Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2018) dan Pemenang World Press Photo 2022 South East Asia & Oceania, Long-Term Project.
Edy Purnomo - Edy secara aktif mengadakan berbagai lokakarya untuk membina generasi baru fotografer Indonesia setelah berpartisipasi dalam program pelatihan-untuk-pelatih World Press Photo di Amsterdam. Mengawali kariernya sebagai stringer di Agence France-Presse dan Getty Images News Service, karya Edy telah dimuat di berbagai media dan publikasi. Pada Oktober 2012, Edy meluncurkan buku foto berjudul Passing, yang memuat sejumlah karya terbaiknya selama empat belas tahun berkarier sebagai fotografer. Di bulan Mei 2018, ia meluncurkan buku keduanya Wildtopia, yang menceritakan realita absurd kebun binatang saat ini.
Iqbal Lubis - Iqbal adalah pewarta foto lepas yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia berfokus pada isu sosial, budaya, dan keberagaman. Iqbal pernah mengikuti Workshop Dokumenter DocNow pada 2017, dan berkontribusi untuk media TEMPO, VICE, Project Multatuli serta agen berita EPA. Pada 2019, ia meraih penghargaan Best Work dalam program Permata Photojournalist Grant.
Okky Ardya - Okky adalah seorang editor dan fotografer dokumenter lepas berbasis di Jakarta. Mengawali kariernya sebagai reporter kemudian menjadi managing editor untuk majalah desain grafis hingga kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja lepas dan tertarik dengan dunia fotografi. Pernah mengikuti beberapa lokakarya fotografi, salah satunya Angkor Photo Workshop, dan fellowship di Ateneo de Manila University juga GIZ & Thomson Reuters Foundation di Kenya dan London. Tertarik dengan proyek dokumenter jangka panjang bertema pekerja migran dan isu seputar HAM.
Rosa Panggabean - Rosa adalah fotografer lepas berbasis di Jakarta. Ia pernah bekerja sebagai pewarta foto di koran dan kantor berita nasional, sebelum berfokus di jalur independen untuk mengeksplorasi isu-isu perubahan sosial, identias, serta HAM. Ia juga aktif sebagai pengajar fotografi, termasuk menjadi mentor PannaFoto Institute dalam Permata Photojournalist Grant. Buku fotonya yang berjudul Exile diterbitkan secara independen.
Yoppy Pieter - Yoppy mulai tertarik menggunakan kamera saat bekerja di sebuah perusahaan media. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti lokakarya fotografi di PannaFoto Institute. Sejak saat itu, Yoppy telah terpilih menjadi salah satu peserta program Permata PhotoJournalist Grant (2011) dan Angkor Photo Workshop (2012). Ia merupakan penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam (2015), penerima South-East Asia & Oceania 6x6 Global Talent Program yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2017), dan menjadi fotografer Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti Joop Swart Masterclass yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2019). Pada 2022, ia menjadi salah satu juri World Press Photo untuk area Asia Tenggara & Oseania. Pada 2014, ia bersama dua rekan fotografernya, Muhammad Fadli dan Putu Sayoga, mendirikan kolektif Arka Project. Karyanya telah dipamerkan di Jakarta Photo Summit #3 (2014) dan Jakarta Biennale 2015, serta diterbitkan dalam buku berjudul Saujana Sumpu (2016).
Narasumber
Albertus Vembrianto - Vembri, pewarta foto kelahiran Sumatera Selatan, aktif menggarap cerita bertema sosial dan lingkungan. Karya-karyanya pernah ditampilkan di beragam media dan pergelaran, termasuk Asia-Pacific Rainforest Photo Summit 2016, Reclaim Photography Festival 2017, serta Humanity Photo Awards 2018.
Danishwara Nathaniel - Danishwara Nathaniel (Dan) saat ini sedang menempuh studi doktoral mendalami bidang antropologi dan sosiologi. Ia tertarik dengan penggabungan teori sosial dengan praktik visual media, seni rupa, dan etnografi. Fokus riset lapangannya ada di Ternate dan Maluku Utara, terkait dengan budaya visual dan artikulasi sejarah di masa kini dalam proses pembentukan memori kolektif.
Diella Dachlan - Diella bekerja sebagai Communication Specialist selama 18 tahun di berbagai program di lembaga seperti United Nations, Asian Development Bank (ADB), USAID, UNICEF dan GIZ. Aktif sebagai volunteer di berbagai komunitas, penikmat sejarah, penyuka foto, dan kopi susu gula aren.
Ng Swan Ti - Swan Ti, Managing Director PannaFoto Institute, merintis kariernya sebagai fotografer pada 2000. Saat ini, ia terlibat dalam berbagai inisiatif di fotografi, antara lain ko-kurator pameran Vision 20/20: Community (Jakopič Gallery, 2020), Erratic Dream (PhMuseum, 2021), Tracing Inherited History (Hong Kong International Photo Festival, 2021) dan sebagai salah satu mentor Women Photograph Mentorship Class (2022).