Carolina Marselina Onim adalah seorang penyintas kekerasan berlapis yang menjadi ibu tunggal bagi enam anaknya. Sebagai staff Bidang Lingkungan KPKC Sinode Gereja Kristen Indonesia (GKI) Papua, ia aktif mengadvokasi beragam kasus kekerasan.
Keberpihakannya pada isu HAM berangkat dari pengalaman pahitnya pada 1996. Kala itu, Carolina yang baru berusia 16 tahun mengalami tembakan pada lutut kanannya. Poporan senjata dari aparat dalam aksi Mimbar Bebas di Universitas Cendrawasih itu membuatnya menjadi penyandang disabilitas fisik seumur hidup.
Ujian hidup tak berhenti di sana, saat membangun rumah tangga, ia mengalami berbagai kekerasan dari suaminya hingga akhirnya berpisah dan menghidupi keenam anaknya sendiri.
“Hidup harus kuat berdiri pada kaki sendiri.” inilah prinsip yang ia pegang kuat hingga mampu tuk terus melangkah.
Yuli Yolanda Fransiska Manam adalah aktivis bidang kemanusiaan dan pegiat fotografi asal Jayapura. Ia tercatat aktif di Komunitas Papuan Voices Wil. Jayapura, Organisasi Samsara Jogja, dan Panggilan Berkumpul Seniman Perempuan (Peretas) Kiki Nbua Lqou Lyatam Jogja-Jayapura. Saat ini, ia sedang menempuh studi Ilmu Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua.