Ada keyakinan yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya. Bahwa popok serta barang yang berkaitan dengan bayi tidak boleh terkena panas maupun terbakar karena akan berpengaruh pada kondisi kesehatan bayi. Mitos atau kepercayaan ini yang menjadikan orang tua lebih memilih membuang sampah popok ke sungai.
Badan Pusat Statistik menyebutkan, terdapat sekitar 750.000 bayi yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Brantas. Satu bayi membutuhkan hingga empat popok per hari. Artinya ada 3.000.000 popok yang dibuang ke sungai setiap hari. Melalui proses alam, lima puluh persen bahan baku popok yang terdiri dari plastik akan hancur menjadi serpihan-serpihan kecil atau jadi mikroplastik. Bahayanya mikroplastik bagi kesehatan dan lingkungan tidak mampu mencegah perilaku membuang popok ke sungai.
Pencemaran Sungai Brantas akibat limbah popok merupakan salah satu bagian dari proyek panjang Fully Syafi. Sebagai jurnalis foto independen, ia memutuskan fokus pada isu lingkungan berbasis sungai. Ia menyatakan, “Isu yang paling dekat dengan kehidupan saya, yang tinggal di Jawa Timur yaitu sungai, terutama sungai Brantas, sebagai sungai terpanjang di Jawa Timur yang rentan terhadap kerusakan ekosistem dan pencemaran karena ribuan industri dan ribuan bangunan berdiri di sepanjang aliran sungai Brantas.”