“Just like being queer, fashion has no rules. There’s no rulebook for you to be a queer person. I think that is something linear, how fashion becomes an identity of a queer person. Being a queer person has no rulebook, nor does fashion.”
Bagi orang muda queer di Indonesia, gaya dan busana telah menjadi alat komunikasi untuk mengekspresikan identitas. Mulai dari pilihan pakaian, aksesori, gaya rambut, cat kuku, tindik, hingga tato. Orang muda queer merangkai gaya uniknya masing-masing. Kebebasan yang mereka nikmati dalam mengekspresikan diri melalui pilihan gaya dan busana merupakan bentuk perayaan ekspresi atas identitas mereka.
Kebebasan berekspresi adalah hak yang melekat pada setiap individu, tanpa terkecuali. Setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk mencari, menerima, dan membagi informasi maupun gagasan dalam beragam bentuk dan cara. Ini juga berlaku untuk individu queer yang mengekspresikan identitasnya. Hak mereka bersifat mutlak dan perlu dilindungi.
Proyek cerita foto ini adalah perjalanan autentik atas perayaan kebebasan berekspresi oleh beberapa orang muda queer. Mereka mengekspresikan identitasnya melalui keunikan masing-masing dalam variasi gaya dan busana. Hari ini dan esok, orang muda queer di Indonesia merayakan kebebasan berekspresi dengan penuh percaya diri dan pesona.
Husna memiliki minat terhadap fotografi dokumenter dan konseptual dengan menggunakan pendekatan seni dan jurnalistik dalam karya visualnya. Ia terbiasa menggunakan fotografi untuk mempelajari budaya dan isu sosial. Namun, ia lebih sering menggunakan fotografi untuk bersenang-senang. Sebagai fotografer dengan identitas queer, ia memiliki ketertarikan besar untuk menceritakan kisah komunitasnya dan komunitas marjinal lainnya menggunakan media visual. Dua karya awalnya telah dipamerkan di The 25th Suwon International Photo Exhibition 2020.